Seminar Sehari: Moderasi Beragama Pada MAN Karangasem Tahun 2019
Kegiatan ini dilaksanakan pada 17 Oktober 2019, diikuti oleh 43 peserta, terdiri dari guru dan karyawan MAN Karangasem. Kegiatan ini diawali dengan sambutan Kepala MAN Karangasem, Drs. Supriyanto, M.Pd. Dalam sambutannya, Kepala MAN Karangasem menyatakan bahwa kemajemukan di Indonesia, adalah suatu keniscayaan dan kegiatan yang berkaitan dengan Moderasi Beragama di MAN Karangasem pada dasarnya untuk melaksanakan rahmatan lil alamin.
Kabid Pendis Kantor Kementerian Agama Provinsi Bali, Dr. Arjiman, M.Pd, membuka kegiatan ini sekaligus sebagai narasumber yang pertama.
Beberapa permasalahan yang disampaikan Kabid Pendis Kantor Kementerian Agama Provinsi Bali ini, bahwa Madrasah merupakan lembaga yang banyak disorot oleh lingkungan di sekitar nya. Niat baik Madrasah belum tentu disikapi dengan baik oleh lingkungan. Era 4.0 harus dihadapi dengan literasi agar bisa mengatasi dampak dari era 4.0. Moderasi beragama bertujuannuntuk menghindari potensi konflik danuntuk menangkal radikalisme, saling menyakiti, saling membunuh bahkan peperangan. Literasi digital perlu dilakukan karena banyaknya ujaran-ujaran kebencian dan situs-situs yang isinya menyesatkan dan menyulut konflik.
Beberapa indicator moderasi beragama antara lain: komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan akomodatif dengan budaya local
Kasubag TU Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karangasem, Drs. I Wayan Lipur, M.Si, mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karangasem , merupakan naras umber berikutnya. Diungkapkan bahwa, moderasi beragama adalah cara pandang, sikap, pendekatan yang selalu mengambil jalan tengah, bertindak adil dan tidak ekstrim dalam beragama. Dalam kesempatan tersebut I Wayan Lipur menekankan tentang 3 mantera Kementerian Agama Bali yang harus di fahami oleh seluruh insan yang berada di bawah payung Kementerian Agama Bali , yakni, moderasi beragama, jaga kebersamaan umat dan integritas data. Tidak kalah pentingnya tentang fitrah manusia dikemukanan oleh pejabat yang murah senyum ini, antara lain fitrah beragama, yang sepatutnya dihayati oleh aparatur negara yang wajib kompetenn secara intelektualitas, kababilitas, profesionalitas.
Nara Sumber ke tiga adalah Kasi Pendis Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karangasem, Asmuni, S.Ag. M.Pd.I. Beberapa informasi disampaikan oleh Kasi yang enerjik ini tentang agenda kegiatan menyambut Hari Santri, di kabupaten Karangasem. Hari Santu, 19 Oktober, dilaksanakan pawai dan lomba-lomba untuk anak-anak TK/PAUD, dengan perkiraan 200 peserta. Dilanjutkan hari Ahad, 20 Oktober 2019 pawai santri yang dimeriahkan oleh Marching Band MAN Karangasem dengan rute Jalan Untung Suropati (kantor Kementerian Agama Kabupaten Karangasem) melewati Jalan Sudirman dan berakhir di Masjid Al Muhlisin. Hari Selasa, tanggal 22 Oktober 2019 dilaksanakan apel hari santri di lapangan Tanaha Aron.
Dikemukakan oleh Kepala Seksi Pendidikan Islam Kabupaten Karangasem , bahwa, esensi kehadiran agama adalah untuk menjaga manusia. Pada dasarnya orang yang ber-Indonesia adalah orany yangg ber-agama. Kita patut bersyukur bahwa di Indonesia yang beragam suku , agama dan budaya, tinggal di pulau-pulau yang terpisah, bisa dipersatukan dalam keadaan damai. Sedangkan di beberapa negara yang tinggal di satu daratan, satu agama, satu budaya, dalam keadaan peperangan, konflik dan perpecahan. Indonesia adalah negara Pancasila, yang memilki ciri-ciri antara lain, bentuk negara kesatuan, perlindungan terhadap kebebasan beragama dan kebudayaan.
0 Komentar