manamlapura13@gmail.com +62 363 21397

Best Practice Menggunakan Metode Star

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta Didik dalam Pembelajaran

....................................................................................................................................................................................


Lokasi

MAN Karangasem, Jalan Bukit Catu Subagan

Lingkup Pendidikan

Sekolah Menengah Atas

Tujuan yang ingin

dicapai

Meningkatkan ketrampilan siswa X Umum 2 menulis teks anekdot dengan memperhatikan kaidah kebahasaan teks.

Penulis

Marwati, S.S; Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia MAN Karangasem; Mahasiswa PPG Daljab Kategori I Tahun 2023; LPTK Universitas Muhammadiyah Malang

Tanggal

Aksi II

Pertemuan I  : 28 Oktober 2023

Pertemuan II : 30 Oktober 2023

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

  Kondisi yang menjadi latar belakang masalah:

Pembelajaran keterampilan menulis adalah salah satu hal yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan kreativitas dan literasi mereka. Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai setiap siswa. Menurut pendapat Troyka (2021), semua keterampilan berbahasa harus dipelajari secara integratif dan berfokus pada penggunaan bahasa dalam konteks nyata. Dalam menulis, siswa harus mengembangkan keterampilan berpikir untuk mengungkapkan ide-ide dalam bentuk tertulis.

Salah satu tujuan menulis adalah untuk mengetahui penggunaan tata bahasa dan tanda baca dengan benar serta mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir dinamis, menganalisis, serta membedakan sesuatu secara akurat dan valid. Selain itu, keterampilan menulis juga dapat memfasilitasi kinerja akademik siswa (Zhang, 2020), baik sebagai media pembelajaran maupun alat untuk mengungkapkan dan mengomunikasikan gagasan tentang pengalaman mereka serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan bidang akademik (Coffin. et al., 2021).

 

 

Pembelajaran menulis kreatif dimasukkan dalam praktik pengajaran bahasa karena dapat membantu perkembangan bahasa dalam tata bahasa, kosakata, dan wacana. Selain itu, pembelajaran menulis kreatif juga memungkinkan siswa untuk dapat bereksperimen dengan bahasa secara kreatif (Stanton, 2020; Kÿrkgöz, 2020). Pembelajaran menulis teks anekdot dapat membantu siswa mengembangkan kecerdasan intelektual (IQ) otak kiri dan kecerdasan emosional (EQ) otak kanan yang saling memengaruhi.

Kondisi kurang trampilnyanya siswa dalam menulis merupakan alasan mendasar yang menjadi latar belakang masalah. Ketrampilan siswa dalam menulis dapat dilihat diantaranya yaitu keterampilan berbahasa dalam merekam bentuk lisan ke tulisan, termasuk kemampuan menggunakan ejaan, tanda baca, dan pemilihan kata.

Salah satu madrasah yang ada di kabupaten Karangasem adalah Madrasah Aliyah Negeri Karangasem. Pada Madrasah ini dimana penulis mengajar, temuan di lapangan menunjukkan bahwa rendahnya ketrampilan siswa X Umum 2 dalam menulis teks anekdot dengan memperhatikan kaidah kebahasaan teks. Hal yang diangkat oleh penulis adalah ketrampilan siswa dalam menulis teks anekdot sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan dalam pembelajaran.

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah penelitian ini adalah masih rendahnya kemampuan peserta didik dalam pembelajaran menulis, khususnya dalam hal menulis teks anekdot. Saat pembelajaran menulis mereka masih kesulitan dalam menuangkan ide/gagasannya menjadi sebuah tulisan. Beberapa siswa bahkan merasa menulis adalah pembelajaran yang membosankan.

Adapun kondisi yang menjadi latar belakang masalah dalam hal rendahnya kemampuan peserta didik dalam pembelajaran menulis teks anekdot di antaranya:

  1. Kurangnya minat dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran menulis.
  2. Terbatasnya kosa kata yang dikuasai peserta didik.
  3. Kurang memahami EYD dalam menulis teks anekdot.
  4. Peserta didik belum memahami secara baik menulis teks anekdot dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan teks anekdot
  5. Contoh teks anekdot yang diberikan pendidik topiknya tidak sesuai dengan kondisi/kebutuhan peserta didik dan pendidik yang masih mengajar dengan metode konvensional (ceramah).
  6. Belum menggunakan metode dan media pembelajaran inovatif yang memancing motivasi dan kreativitas peserta didik.

 

Dari latar belakang tersebut maka penulis mengangkat keterampilan siswa dalam dalam menulis teks anekdot sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan dalam pembelajaran yang dilaksanakan.

 

Manfaat Praktik

  1. Bagi Mahasiswa dan Pendidik
  1. Mengenal dan mengetahui secara faktual mengenai kondisi, proses pembelajaran, atau kegiatan kependidikan lainnya di sekolah.
  2. Mendapatkan kesempatan untuk mengimplementasikan beragam ilmu dan tugas yang diperoleh selama perkuliahan.
  3. Meningkatkan keterampilan pribadi sebagai pendidik yang kreatif.
  4. Meningkatkan daya penalaran mahasiswa dan pendidik dalam melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah pendidikan yang ada di sekolah.

 

  1. Bagi Sekolah
    1. Memperoleh sumbang pikir berupa inovasi dalam kegiatan pembelajaran.
    2. Memperoleh bantuan tenaga dan pikiran dalam mengelola kegiatan pendidikan.
  • Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan:

Praktik pembelajaran ini menurut penulis penting untuk dibagikan karena penulis kira banyak rekan guru banyak mengalami permasalahan yang sama dengan permasalahan yang penulis alami. Praktik ini diharapkan bisa memotivasi penulis dan menjadi referensi bagi rekan guru lain untuk meningkatkan ketrampilan menulis siswa saat pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi Teks Anekdot di kelas X.

 

  •  

Adapun peran dan tanggung jawab penulis dalam praktik ini adalah

berperan sebagai guru yang bertanggung jawab dan melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan inovatif dengan cara menyusun perencanaan pembelajaran (Modul Ajar) menggunakan model pembelajaran Project Based Learning, media pembelajaran audio visual yang kontekstual, serta evaluasi pembelajaran dengan penilaian; sikap, pengetahuan, dan keterampilan, tidak hanya menggunakan metode tanya jawab dan ceramah tetapi juga menggunakan metode Kooperatif Learning yang dapat mengaktifkan peserta didik untuk bekerjasama dalam menghasilkan karya dalam pembelajaran, menyusun bahan ajar dan LKPD sesuai materi, memberikan apresiasi kepada peserta didik/kelompok yang berprestasi.

Semua ini dilakukan agar tujuan pembelajaran dan hasil belajar serta ketrampilan siswa dalam menulis dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.



 

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

  Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut?

Tantangan yang dihadapi penulis untuk mencapai tujuan tersebut adalah pemilihan model dengan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang akan diberikan; pembuatan perangkat pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai diantaranya pemilihan IPTP yang sesuai dengan CP yang ada dan menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, selain itu pembuatan bahan ajar, media dan LKPD yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Pada aksi 2 yaitu penggunaan model Project Based Learning dengan menggunakan media “Kartu Anekdot”, mengalami perubahan hasil karya siswa yang akan dijadikan media untuk siswa berdiskusi atau presentasi dan juga LKPD, dimana telah mengalami beberapa kali penyesuaian dengan tujuan yang harus dicapai, saat pembelajaran berlangsung, selain itu kurang optimalnya pengelolaan waktu yang dilakukan merupakan tantangan tersendiri yang penulis alami karena memiliki beberapa kendala yang dihadapi oleh siswa dalam menyelesaikan hasil karyanya diantaranya siswa belum terbiasa dalam membuat kerangka komik strip dan menyusun cerita utuhnya, dengan topik yang terpilih oleh masing-masing kelompok serta belum terbiasanya siswa dalam mengemukakan pertanyaan dan pendapat sesuai dengan tema materi yang diberikan. Hal ini membuat penulis mendampingi siswa dalam menyelesaikan hasil karyanya dengan memberikan arahan-arahan yang sesuai dengan tugasnya.

 

  Siapa saja yang terlibat:

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam praktik ini adalah:

  1. Kepala MAN Karangasem yang memberikan izin pelaksanaan PPL sesuai jadwal
  2. Tenaga Kependidikan
  3. Rekan sejawat sebagai observer yang membantu terlaksananya kegiatan ini
  4. Rekan sejawat yang membantu dalam melakukan perekaman kegiatan PPL
  5. Peserta didik kelas X Umum 2 MAN Karangasem sebagai sasaran belajar

 

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/strategi apa yang digunakan/bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat /Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

  Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/strategi apa yang digunakan/bagaimana prosesnya:

  1. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan:

Dalam hal ini penulis melakukan beberapa hal yaitu:

  1. Menyusun perangkat pembelajaran yang inovatif mulai dari penyusunan Modul Ajar pada materi teks Anekdot, Bahan Ajar, media pembelajaran, LKPD dan instrumen penilaian
  2. Menyusun bahan ajar dari literatur yang disajikan dan menyertakan sumber serta dilengkapi dengan soal evaluasi
  3. Menyusun media pembelajaran (PPT Interaktif) dengan menguraikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang menarik perhatian peserta didik dan memudahkan guru dalam melakukan pembelajaran.
  4. Menyusun LKPD yang memuat seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran. LKPD disusun dengan kalimat yang mudah dipahami serta dilengkapi dengan gambar yang menarik sehingga peserta didik merasa tertarik untuk mengerjakan.

Membuat dan menyusun instrumen penilaian yang terdiri dari 3 yaitu instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan

  1. Mempersiapkan peralatan pendukung yang akan digunakan seperti jaringan internet, laptop, Smart TV
  2. Mengarahkan siswa untuk dapat membuat kerangka komik strip dan menyusun teks utuhnya serta membimbing peserta didik untuk serius dan mengurangi aktivitas yang tidak berhubungan dengan pembelajaran agar mendapatkan data yang valid.
  3. Memberikan apresiasi kepada kelompok yang mendapatkan hasil respon teman sejawat terbaik dan mengarahkan kelompok lain untuk dapat memberikan hasil terbaiknya.
  4. Melakukan refleksi diri untuk dapat memperbaiki setiap kekurangan dan meminimalisir kendala yang ditemukan pada pertemuan sebelumnya.

 

 

 

 

  1. Strategi yang digunakan:

Dalam menghadapi tantangan meningkatkan ketrampilan menulis teks anekdot siswa, guru akan menentukan strategi yang digunakan untuk praktik pembelajaran. Strategi ini diharapkan mampu untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. Strategi yang digunakan oleh penulis adalah strategi kooperatif dengan memahami karakteristik peserta didik serta melihat kemampuan dasar dan kebiasaan peserta didik.

Langkah-langkah strategi tersebut, sebagai berikut.

  1. Guru membentuk siswa ke dalam kelompok. Setiap kelompok berjumlah 5 orang.
  1. Setiap anggota kelompok aktif berdiskusi mulai dari menentukan topik hingga merancang kerangka sebuah teks anekdot. 
  2. Setelah hasil rancangan kerangka tersusun. Secara bergiliran, siswa secara bergantian memaparkan hasil karya diskusinya mempresentasikan hasil karya. Kelompok yang mempresentasikan aktif menyampaikan pemaparan dan aktif menjawab terkait hal yang sampaikan. Kelompok yang menyimak pemaparan akan aktif bertanya sesuai dengan pemaparan yang dilakukan kelompok yang presentasi.
  3. Demikian seterusnya hingga setiap anggota kelompok terlibat aktif dalam kegiatan menyimak dan berbicara.
  4. Selanjutnya, proses penulisan teks anekdot ke dalam bentuk komik strip dan cerita utuh. Hal ini juga dilakukan secara berkelompok. Setiap siswa diberi peran masing-masing yaitu sebagai pembuat kerangka teks, pembuat potongan komik, pembuat teks komik strip ke bentuk cerita utuh, lalu masing-masing kelompok mempresentasikan hasil karya ke depan.

Melalui strategi ini setiap siswa berhasil memainkan peran aktifnya.


 

 

  1. Prosesnya:
    1. Pemetaan Capaian Pembajaran sesuai Kurikulum merdeka pada materi teks anekdot.
    2. Perumusan tujuan pembelajaran
    3. Perumusan indikator pencapaian tujuan pembelajaran
    4. Pemilihan Model Pembelajaran: Model pembelajaran yang digunakan adalah model project based learning.
    5. Pemilihan Media Pembelajaran : Media Kartu (Kartu Anekdot).
    6. Merencanakan Kegiatan Pembelajaran Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintaks model project based learning, dan memasukkan medianya dalam sintak project based learning.

 

Berikut ini adalah langkah kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model project based learning, yaitu

  • Pendahuluan (salam pembuka, berdoa, pengkondisian peserta didik, pengkondisian kelas, presensi, motivasi, apersepsi, penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, penyampaian penilaian selama pembelajaran).
  • Kegiatan inti (penentuan pertanyaan mendasar, mendesain perencanaan proyek, menyusun jadwal, memonitoring keaktifan dan kemajuan proyek, menguji hasil, evaluasi pengalaman belajar).
  • Penutup (apresiasi, menyimpulkan materi yang telah dipelajari, post test, refleksi, penyampaian kegiatan pembelajaran selanjutnya, berdoa, dan salam penutup).

 

 

 

  Siapa saja yang terlibat :

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam praktik ini adalah:

  1. Kepala MAN Karangasem yang memberikan izin pelaksanaan PPL sesuai jadwal
  2. Tenaga Kependidikan
  3. Rekan sejawat sebagai observer yang membantu terlaksananya kegiatan ini
  4. Rekan sejawat yang membantu dalam melakukan perekaman kegiatan PPL
  5. Peserta didik kelas X Umum 2 MAN Karangasem sebagai sasaran belajar

 

  Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini:

Yaitu jaringan internet, laptop, proyektor, media TPACK (PPT, video pembelajaran yang sesuai dengan materi yang dipelajari, liveworksheet dan kahoot), media gadget untuk mencari ide dan solusi memecahkan permasalahan yang ada dalam pembelajaran, LKPD, bahan ajar, buku siswa kelas X semester ganjil dengan materi teks anekdot.

 

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah- langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?

Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

  Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan?

Hasil yang dapat dilaporkan dari penerapan penggunaan media kartu pada metode kooperatif learning pada teks anekdot diuraikan sebagai berikut:

  1. Penerapan penggunaan media kartu pada metode kooperatif learning dapat meningkatkan keterampilan menulis peserta didik, hal ini dapat dilihat dari hasil observasi dalam kelompok dan individu di setiap kegiatan pembelajarannya pada pembelajaran I dan pembelajaran II hasilnya yang mulai mengalami peningkatan dari hasil rata-rata kedua observer 85 menjadi 93.
  2. Proses belajar mengajar dengan menerapkan penggunaan media kartu pada metode kooperatif learning dapat meningkatkan keterampilan menulis peserta didik dilihat dari nilai pengetahuan sesuai dengan data kuantitatif dari hasil pretest dan posttestnya dimana rata- rata nilainya yaitu 48 dan 80.
  3. Proses belajar mengajar dengan menerapkan penggunaan media kartu pada metode kooperatif learning dapat meningkatkan keterampilan menulis peserta didik dilihat dari nilai keterampilan dalam pembelajaran dengan penilaian keterampilan yang penulis buat sesuai dengan tujuan pembelajaran dari data observasi maka diperoleh nilai rata-rata keseluruhan 7 menjadi 10. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa sudah mampu membuat karya sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  4. Penggunaan media PPT interaktif dapat meningkatkan rasa ketertarikan peserta didik dalam proses pembelajaran.
  5. Pembentukan kelompok dalam pembelajaran dapat menjadikan peserta didik lebih bersemangat dalam mempresentasikan hasil kerjanya.
  6. Penilaian profil Pancasila dilakukan mulai pendahuluan, yaitu keseriusan dalam membaca do’a, dan tingkah laku yang dilihat selama pembelajaran untuk penilaian berakhlak mulia. Pada saat diskusi kelompok gaya interaksi siswa mulai terlihat mulai terlihat pada saat berdiskusi pembuatan hingga penyelesaian proyek, diantaranya dalam hal mengkolaborasikan pendapat untuk menyelesaikan proyek yang diberikan. Kolaborasi yang dilakukan siswa dengan teman kelompoknya lebih banyak memberikan masukan terkait denga proyek yang akan dibuat. Siswa mulai mengeluarkan kreatifitas (ide kreatifnya) dan berpikir kritisnya pada saat mengkolaborasikan pendapat dalam penyelesaian proyek.
  7. Pada saat siswa mengeluarkan kreatifitasnya merupakan kegiatan positif yang telah dilakukan oleh siswa, sedangkan pada saat adanya perdebatan dalam menyatukan persepsi merupakan kegiatan yang negatif dimana dapat membuat waktu terbuang sehingga penyelesaian kegiatan pembelajaran tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
  8. Dalam kegiatan pembelajaran, faktor keberhasilan dari strategi yang digunakan adalah peningkatan aktivitas siswa baik dari segi bertanya, hingga menyelesaikan permasalahan dalam proyeknya. Disini terlihat lebih banyak aktivitas yang dilakukan siswa daripada guru. Adapun faktor ketidak berhasilan yaitu kurangnya pengaturan waktu dikegiatan pembelajaran, sehingga menyebabkan waktu yang dilakukan melebihi waktu yang telah ditentukan. Hal ini terlihat saat aktivitas masing-masing kelompok dalam penentuan dan penyelesaian proyek adanya perdebatan dalam diskusi yang dilakukan pada masing-masing kelompok, disinilah guru harus mampu mengambil sikap dalam menengahi perdebatan yang dilakukan oleh kelompok tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media kartu pada metode kooperatif learning dapat meningkatkan keterampilan menulis peserta didik pada pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya teks anekdot

 

  Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?

Setelah melaksanakan pembelajaran dengan penggunaan media kartu pada metode kooperatif learning penulis menemukan bahwa

  1. Proses dan hasil belajar siswa meningkat lebih baik dibandingkan pembelajaran sebelumnya.
  2. Pembelajaran dengan dengan penggunaan media kartu pada metode kooperatif learning untuk diterapkan, karena dapat meningkatkan keterampilan peserta didik dalam pembelajaran.
  3. Adapun respon peserta didik ketika dilakukan Refleksi yaitu, mereka sangat suka dan antusias dengan media dan model pembelajaran ini karena dapat dengan mudah memahami materi pembelajaran.

 

  Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan:

Respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan yaitu:

  1. Kepala Madrasah dan Wakil Kepala Bidang Kurikulum mengapresiasi peningkatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran inovatif dan menjadi salah satu pilihan bagi guru untuk dapat meningkatkan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi siswa.
  2. Apresiasi juga diberikan terhadap pembelajaran yang menghadirkan TPACK (PPT Interaktif ,video pembelajaran, dan aplikasi pembelajaran online)

 

  Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan?

Yang menjadi faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan adalah :

  1. Media dan metode pembelajaran yang diterapkan yaitu kartu dan kooperatif learning yang memberikan dampak positif terhadap pengetahuan dan perilaku peserta didik antara lain kerjasama, kepedulian, tanggung jawab dan disiplin.
  2. Kemampuan Peserta didik dalam merancang kerangka komik strip dan menyusun cerita utuhnya serta melakukan diskusi sesuai petunjuk LKPD, melakukan presentasi, dan menarik kesimpulan dalam setiap pembelajaran telah dilakukan dengan baik oleh siswa.
  3. Keaktifan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran baik saat pelaksanaan mandiri maupun kelompok disetiap pertemuannya yang mengalami peningkatan.
  4. Dukungan orangtua peserta didik yang memberi kesempatan kepada anaknya untuk belajar pada saat libur.
  5. Dukungan dari Kepala MAN Karangasem, Bapak Drs. Supriyanto, M.Pd dan rekan- rekan sejawat yang senantiasa membantu segala urusan demi kelancaran proses kegiatan PPG ini.
  6. Bimbingan dan arahan yang luar biasa dari dosen, Bapak Drs. Gigit Mujianto, M.Si dan Guru Pamong, Bapak Yudi Hariyadi, S.Pd yang senantiasa mendampingi, memberikan masukan, arahan sampai aksi ini berakhir
  7. Kerjasama Teman-teman PPG seperjuangan di kelas Bahasa Indonesia 001 Kelompok B PPG Daljab Kategori I yang saling mendukung
  8. Tim Juru kamera yang telah membantu dalam proses pengambilan gambar dan memberi masukan selama aksi ini berlangsung.

 

 

 

  • Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Pembelajaran yang saya dapat dari keseluruhan proses tersebut yaitu :

  1. Melalui penerapan model pembelajaran Project Based Learning dengan menggunakan media kartu dapat meningkatkan keterampilan menulis peserta didik dan hasil belajar.
  2. Dengan adanya, peningkatan keterampilan menulis peserta didik dan hasil belajar, maka penerapan model pembelajaran Project Based Learning dapat diterapkan di madrasah meskipun proses kegiatan PPG ini berakhir.
  3. Sebagai guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menentukan metode, media dan model pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai yang diharapkan.
  4. Sebagai guru harus dapat merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
  5. Pembelajaran yang berpusat kepada siswa dapat membuat kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan dapat meningkatkan rasa belajar dan ingin tau peserta didik.

 

 

 

SARAN DARI PENULIS

  1. Pembelajaran menggunakan media kartu pada metode kooperatif learning dapat digunakan oleh guru Bahasa Indonesia sebagai salah satu alternatif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis dan hasil belajar peserta didik pada materi teks anekdot.
  2. Penggunaan media kartu dapat menjadi salah satu alternatif dalam menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna.
  3. Pendidik sebaiknya mulai meningkatkan penyusunan soal, yaitu dengan memasukkan penerapan soal HOTS kedalam pembelajaran agar peserta didik terbiasa menghadapi permasalahan yang lebih rumit pada tahap selanjutnya.
  4. Sebelum melakukan praktik sebaiknya dibuat perencanaan kegiatan yang lebih matang untuk mengoptimalkan penggunaan waktu, sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan maksimal, terutama dalam sintaks mendesain perencanaan dan menyusun jadwal yang memerlukan banyak waktu.
  5. Melakukan penerapan disiplin waktu tiap kegiatan pembelajaran dapat mengurangi penggunaan waktu berlebih dalam proses pembelajaran.
  6. Pemberian informasi dan penugasan mencari materi selanjutnya dapat dilakukan untuk menciptakan kesiapan pembelajaran di kelas.



 

 

PPL 2

Link Rekaman (youtube/googledrive) FULL tanpa edit tanpa pemotongan, waktu 2 JP Pertemuan 1 :

https://drive.google.com/file/d/1WNt_-4jifOg0DRdKpN6QE7bXwtDfCCQW/view?usp=sharing

 

Link Rekaman (youtube/googledrive) FULL tanpa edit tanpa pemotongan, waktu 2 JP Pertemuan 2 :

https://drive.google.com/file/d/11DL3NYUHKe2mi7ai9ISpPP_fS2nmjx8R/view?usp=sharing

 

Link Rekaman (youtube/googledrive) sudah diedit 20-30 menit Pertemuan 1 dan 2 :

https://youtu.be/npqvTCUuwf4

0 Komentar

Tinggalkan Komentar Anda

Beri tanggapan terbaik anda...