MAN SAKA.

Kawasan tembok kosong ??? Sungguh tak ada  cerita itu di madrasah kami MAN Karangasem. Bermodalkan cat, amplas, kuas dan semangat kelompok tentu saja, maka tembok itupun menjadi lahan garapan yang menyenangkan. Move on dari rutinitas biasa, menjadikan ajang refresing para siswa. Ada tawa canda, semangat menuangkan ide, memadukan konsep, mencampur beberapa cat menjadi unik. Tak susah menentukan arah goresan. Bertemakan hal-hal kekinian, muralpun terkonsep dengan apik. Yaaaa,…..  lukisan tembok belakang MAN Karangasem yang semula kosong, tengoklah menjadi amat mengesankan. Sim salabim,  maka jadilah “Area Kamusku/Kawasan Mural Siswa Kreatif dan Inovatif”

MAN Karangasem tak henti berbenah diri. Sekecil apapun kawasan yang ada, seluruh kelas baik X, XI, XII sanggup berkreasi dengan amat indahnya. Siap menyajikan pemandangan yang berbeda, dialah  sudut yang mampu menawarkan rasa. Ibarat secangkir kopi manis, menjadi penyegar tatkala diseruput saat kita lelah, ataupun kehilangan semangat. Tak ada moment khusus dalam pemeliharaan mural. Semua bergulir secara secara terus menerus, berkelanjutan  sampai saat ini sesuai kelas yang berkreasi. Eekspresi ini akan terus berkembang  apik, berkolaborasi dengan teman sejawat, berkomunikasi dengan guru wali kelas yang memenej kegiatan bersama seluruh warga kelas.

Pemandangan yang amat guyub menyejukkan, pertanda hubungan yang manis antara guru dan warga kelas. Siswa dan guru membersihkan lumut yang terserak, mengamplas secara bergiliran, menuangkan cat dan berusaha mengkombinasi dengan warna yang ada, menuliskan sketsa sampai kuaspun menari perlahan, menyapu ruas demi ruas tembok Madrasah kami.  “Mural tersaji hati kami menari”, oooh …..  indahnya.

Sungguh,  We are not the biggest but we will do the best.

(Mansakaku, rumah keduaku)